Klasifikasi ferrosilikon
Klasifikasi ferrosilikon:
Ferrosilicon 75, secara umum ferrosilicon dengan kandungan silikon 75%, rendah karbon, fosfor dan sulfur,
Ferrosilicon 72, biasanya mengandung 72% silikon, dan kandungan karbon, sulfur, dan fosfor berada di tengah.
Ferrosilicon 65, ferrosilicon dengan kandungan silikon 65%, kandungan karbon, sulfur dan fosfor yang relatif tinggi.
Peran ferrosilikon dalam pembuatan baja:
Pertama: Digunakan sebagai deoxidizer dan bahan paduan dalam industri pembuatan baja.Untuk memperoleh baja dengan komposisi kimia yang berkualitas dan menjamin kualitas baja, deoksidasi harus dilakukan pada tahap terakhir pembuatan baja.Afinitas kimia antara silikon dan oksigen sangat tinggi, sehingga ferrosilikon merupakan deoxidizer yang kuat untuk pembuatan baja.Deoksigenasi presipitasi dan difusi.
Kedua: Digunakan sebagai inokulan dan nodulizer dalam industri besi cor.Besi cor merupakan bahan logam penting dalam industri modern.Ini lebih murah daripada baja, mudah meleleh dan berbau, memiliki kinerja pengecoran yang sangat baik dan kemampuan menyerap guncangan yang jauh lebih baik daripada baja.Menambahkan sejumlah ferrosilikon ke besi tuang dapat mencegah besi membentuk karbida, mendorong pengendapan dan spheroidisasi grafit, sehingga dalam produksi besi ulet, ferrosilikon merupakan inokulan dan spheroidizer yang penting.
Ketiga: Digunakan sebagai zat pereduksi dalam produksi ferroalloy.Tidak hanya afinitas kimia antara silikon dan oksigen yang besar, tetapi kandungan karbon ferrosilikon silikon tinggi juga sangat rendah.Oleh karena itu, ferrosilikon silikon tinggi merupakan zat pereduksi yang biasa digunakan dalam produksi ferroalloy rendah karbon di industri ferroalloy.
Keempat: Kegunaan utama bongkahan alam ferrosilikon adalah sebagai bahan paduan dalam produksi baja.Ia dapat meningkatkan kekerasan, kekuatan, dan ketahanan korosi baja, serta meningkatkan kemampuan las dan kemampuan mesin baja.
Kelima: Kegunaan di bidang lain.Bubuk ferrosilikon yang digiling halus atau diatomisasi dapat digunakan sebagai fase suspensi dalam industri pengolahan mineral.